
Prabu Maesasura adalah raja negara Guwa Kiskenda. Ia berwujud raksasa
berkepala kerbau. Prabu Maesasura mempunyai seorang patih yang bernama
Lembusura, raksasa berkepala sapi. Prabu Maesasura sangat sakti karena
mempunyai saudara seperguruan bernama Jatasura, seekor harimau yang
memiliki rambut gimbal di lehernya. Prabu Maesasura dan Jatasura
seolah-olah dua jiwa yang satu, artinya ; keduanya tidak dapat mati,
apabila hanya satu dari mereka yang tewas.
Pada suatu waktu Maesasura
melakukan tapa dengan Lembusura. Untuk memohon agar hidup mereka di jadikan
satu. Hal tersebut dimaksudkan untuk melipat gandakan kesaktiannya. Tapa yang
dilakukan keduanya membuat kahyangan Jonggringsaloka panas. Batara Guru turun ke
dunia menemui Maesasura dan Lembusura, untuk menghentikan laku tapanya. Keduanya
sanggup menghentikan tapanya jika permohonannya sudah dikabulkan. Batara Guru
penguasa para dewa tersebut berkenan mengabulkan permohonan Maesasura dan
Lembusura. Mulai saat itu, hidup keduanya dijadikan satu. Jika yang satu sakit
yang satunya bisa menyembuhkan. Dan jika yang satu mati, yang satunya bisa
menghidupkan.
Maesasura dan Lembusura tumbuh
menjadi manusia dewasa yang saktimandraguna. Mereka mempunyai kuda tunggangan
berkepala singa yang bernama Jatasura. Karena kesaktiannya, mereka dengan mudah
mengumpulkan pengikut. Setelah kuat, Maesasura mengangkat dirinya sebagai raja
di negara Goa Kiskenda. Sedangkan Lembusura menjadi Patihnya.
Negara Goa Kiskenda sangat
ditakuti lawan dan disegani kawan. Wilayahnya semakin luas dan pasukannya
semakin kuat. Hasil bumi melimpah ruah, makmur negaranya dan sejahtera rakyatnya
Prabu Maesasura merasakan bahwa
segalanya telah terpenuhi bahkan turah melimpah. Mau apalagi? Namun akhir-akhir
ini jiwanya sering merasakan kesepian. Ada sesuatu yang kurang, yaitu seorang
pendamping yang sangat dekat dengan hatinya dan menjadi satu dengan jiwanya.
Tetapi bukan Lembusura, karena Lembusura bukan pendamping lagi melainkan adalah
dirinya sendiri.
Gagasan muncul, bagaimana kalau
aku memperisteri Bidadari? Tentunya pas. Karena aku adalah seorang raja besar
dan sakti. Di dunia ini tidak ada raja yang dapat menandingi kesaktianku,
sekalipun ia adalah raja keturunan dewa. Bahkan dewa sekalipun tidak ada yang
berani tanding dengan ku. Itu artinya bahwa secara tidak langsung aku berkuasa
pula atas para dewa. Ooo kalau begitu apa salahnya aku mengambil salah satu
bidadari menjadi istriku? Tentunya para dewa akan mengijinkannya. Jika tidak
akan aku obrak-abrik seluruh kahyangan tempat tinggal.para dewa dan bidadari.
Karena merasa sangat sakti, Prabu Maesasura datang ke Kahyangan Kaindran untuk melamar Dewi Tara, putri Sulung Bathara Indra dengan Dewi Wiyati. Kalau lamarannya ditolak, Prabu Maesasura dan Jatasura mengancam akan menghancurkan Kahyangan Keindran dengan seluruh bala tentaranya yang sangat kuat. Bathara Indra kemudian meminta bantuan kepada Subali dan Sugriwa, keduanya putra Resi Gotama dengan Dewi Indradi dari pertapaan Grastina/Erraya, untuk mengahadapi dan membunuh Prabu Maesasura, Jatasura dan Lembusura.
Subali sangat heran dan bingung melihat kesaktian kedua musuhnya. Setelah berpikir keras, akhirnya ia menemukan satu cara untuk menghadapinya yaitu membinasakan mereka secara bersamaan. Dengan cara itu, mereka tidak bisa lagi saling melangkahi satu sama lain. Subali kemudian mengubah tubuhnya menjadi besar sebesar tubuh Mahesa Sura dan Lembu Sura. Pada saat yang tepat, ia memegang tanduk kedua musuhnya lalu membenturkannya. Tak ayal lagi, kepala kedua makhluk tersebut pecah sehingga darah bercampur otak yang berwarna putih mengalir keluar gua.
Prabu Maesasura, dan Jatasura akhirnya dapat dibinasakan oleh Subali
yang menantang masuk ke dalam Gowa Kiskenda. Kepala Maesasura dan
Jatasura diadu kumba (saling dibenturkan satu dengan yang lain) hingga
pecah dan mati seketika di dalam saat yang bersamaan. Sedangkan patih
Lembusura dapat dibinasakan oleh Sugriwa.
=======
Dalam mitologi Hindu, Maya (मय), atau Mayasura (मयासुर) adalah raja
besar yang menguasai ras Asura, Daitya dan Rakshasa di muka bumi. Ia
juga merupakan arsitek mahir bagi penduduk di bawah tanah. Ia juga
membangun istana megah di Indraprastha. Ia berguru kepada Sukracarya,
guru para daitya dan asura.
Dalam Ramayana, Mayasura merupakan ayah dari Mandodari, istri
Rahwana. Ia membangun sebuah istana megah di tengah gua. Hanoman bersama
para wanara menjumpai istana tersebut dalam kitab Sundarakanda. Di
tengah gua tersebut, hidup seorang wanita bernama Swayampraba. Wanita
itu menolong Hanoman dan para wanara agar sampai di pantai selatan
India.
Dalam Mahabharata, pada saat Pandawa membuka sebuah hutan untuk
dijadikan kota Indraprastha, Kresna memanggil Wiswakarma untuk
menciptakan kota dengan struktur megah. Mayasura turut serta dalam
pekerjaan itu dengan membangun sebuah balairung besar bernama Mayasabha
untuk Raja Yudistira pada saat pembangunan kota Indraprastha.
sumber
http://artkimianto.blogspot.com/2010/09/profil-mahesasura.html
http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/212-Kisah-di-Gua-Kiskenda#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar