2.16.2013

Prabu Maesasura (mahesasura)



Prabu Maesasura adalah raja negara Guwa Kiskenda. Ia berwujud raksasa berkepala kerbau. Prabu Maesasura mempunyai seorang patih yang bernama Lembusura, raksasa berkepala sapi. Prabu Maesasura sangat sakti karena mempunyai saudara seperguruan bernama Jatasura, seekor harimau yang memiliki rambut gimbal di lehernya. Prabu Maesasura dan Jatasura seolah-olah dua jiwa yang satu, artinya ; keduanya tidak dapat mati, apabila hanya satu dari mereka yang tewas.

Pada suatu waktu Maesasura melakukan tapa dengan Lembusura. Untuk memohon agar hidup mereka di jadikan satu. Hal tersebut dimaksudkan untuk melipat gandakan kesaktiannya. Tapa yang dilakukan keduanya membuat kahyangan Jonggringsaloka panas. Batara Guru turun ke dunia menemui Maesasura dan Lembusura, untuk menghentikan laku tapanya. Keduanya sanggup menghentikan tapanya jika permohonannya sudah dikabulkan. Batara Guru penguasa para dewa tersebut berkenan mengabulkan permohonan Maesasura dan Lembusura. Mulai saat itu, hidup keduanya dijadikan satu. Jika yang satu sakit yang satunya bisa menyembuhkan. Dan jika yang satu mati, yang satunya bisa menghidupkan.
Maesasura dan Lembusura tumbuh menjadi manusia dewasa yang saktimandraguna. Mereka mempunyai kuda tunggangan berkepala singa yang bernama Jatasura. Karena kesaktiannya, mereka dengan mudah mengumpulkan pengikut. Setelah kuat, Maesasura mengangkat dirinya sebagai raja di negara Goa Kiskenda. Sedangkan Lembusura menjadi Patihnya. 

Negara Goa Kiskenda sangat ditakuti lawan dan disegani kawan. Wilayahnya semakin luas dan pasukannya semakin kuat. Hasil bumi melimpah ruah, makmur negaranya dan sejahtera rakyatnya

Prabu Maesasura merasakan bahwa segalanya telah terpenuhi bahkan turah melimpah. Mau apalagi? Namun akhir-akhir ini jiwanya sering merasakan kesepian. Ada sesuatu yang kurang, yaitu seorang pendamping yang sangat dekat dengan hatinya dan menjadi satu dengan jiwanya. Tetapi bukan Lembusura, karena Lembusura bukan pendamping lagi melainkan adalah dirinya sendiri.
Gagasan muncul, bagaimana kalau aku memperisteri Bidadari? Tentunya pas. Karena aku adalah seorang raja besar dan sakti. Di dunia ini tidak ada raja yang dapat menandingi kesaktianku, sekalipun ia adalah raja keturunan dewa. Bahkan dewa sekalipun tidak ada yang berani tanding dengan ku. Itu artinya bahwa secara tidak langsung aku berkuasa pula atas para dewa. Ooo kalau begitu apa salahnya aku mengambil salah satu bidadari menjadi istriku? Tentunya para dewa akan mengijinkannya. Jika tidak akan aku obrak-abrik seluruh kahyangan tempat tinggal.para dewa dan bidadari.

Karena merasa sangat sakti, Prabu Maesasura datang ke Kahyangan Kaindran untuk melamar Dewi Tara, putri Sulung Bathara Indra dengan Dewi Wiyati. Kalau lamarannya ditolak, Prabu Maesasura dan Jatasura mengancam akan menghancurkan Kahyangan Keindran dengan seluruh bala tentaranya yang sangat kuat. Bathara Indra kemudian meminta bantuan kepada Subali dan Sugriwa, keduanya putra Resi Gotama dengan Dewi Indradi dari pertapaan Grastina/Erraya, untuk mengahadapi dan membunuh Prabu Maesasura, Jatasura dan Lembusura.


Subali sangat heran dan bingung melihat kesaktian kedua musuhnya. Setelah berpikir keras, akhirnya ia menemukan satu cara untuk menghadapinya yaitu membinasakan mereka secara bersamaan. Dengan cara itu, mereka tidak bisa lagi saling melangkahi satu sama lain. Subali kemudian mengubah tubuhnya menjadi besar sebesar tubuh Mahesa Sura dan Lembu Sura. Pada saat yang tepat, ia memegang tanduk kedua musuhnya lalu membenturkannya. Tak ayal lagi, kepala kedua makhluk tersebut pecah sehingga darah bercampur otak yang berwarna putih mengalir keluar gua.
 
Prabu Maesasura, dan Jatasura akhirnya dapat dibinasakan oleh Subali yang menantang masuk ke dalam Gowa Kiskenda. Kepala Maesasura dan Jatasura diadu kumba (saling dibenturkan satu dengan yang lain) hingga pecah dan mati seketika di dalam saat yang bersamaan. Sedangkan patih Lembusura dapat dibinasakan oleh Sugriwa.

=======
Dalam mitologi Hindu, Maya (मय), atau Mayasura (मयासुर) adalah raja besar yang menguasai ras Asura, Daitya dan Rakshasa di muka bumi. Ia juga merupakan arsitek mahir bagi penduduk di bawah tanah. Ia juga membangun istana megah di Indraprastha. Ia berguru kepada Sukracarya, guru para daitya dan asura.
Dalam Ramayana, Mayasura merupakan ayah dari Mandodari, istri Rahwana. Ia membangun sebuah istana megah di tengah gua. Hanoman bersama para wanara menjumpai istana tersebut dalam kitab Sundarakanda. Di tengah gua tersebut, hidup seorang wanita bernama Swayampraba. Wanita itu menolong Hanoman dan para wanara agar sampai di pantai selatan India.
Dalam Mahabharata, pada saat Pandawa membuka sebuah hutan untuk dijadikan kota Indraprastha, Kresna memanggil Wiswakarma untuk menciptakan kota dengan struktur megah. Mayasura turut serta dalam pekerjaan itu dengan membangun sebuah balairung besar bernama Mayasabha untuk Raja Yudistira pada saat pembangunan kota Indraprastha.

sumber
http://artkimianto.blogspot.com/2010/09/profil-mahesasura.html
http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/212-Kisah-di-Gua-Kiskenda#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar